NTANG LONTAR / LONTARAPOHON LONTAR (Borassus flabellifer)
Pohon Lontar (dalam bahasa Bugis disebut batang ta" buahnya disebut bota..' atau buata..')
kalau Anda ingin menikmati buah lontar atau Bota..' silakan ke Bone he...he...
Sejenis palem berbatang satu yg kuat & kokoh, dgn tinggi 15-30m,
batangnya ke arah ujung & pangkal membesar dgn daun membentuk tajuk.
Pelepah yg lebar serta pd bgn atas hitam, bunga jantan di dlm alur spt
yg ada pd tanduk, bunga betina poros bulir dgn daun pelindung yg
besar. Buahnya bulat peluru berdiameter 7-20cm, tenda bunga membesar,
dinding buah tengah berserabut dgn buah keras 3, lepas & putik
lembaga berongga. Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan daging buahnya.
Lontar yang masih kosong
Lontar
(dari bahasa Jawa: ron tal, "daun tal") adalah daun siwalan atau tal
(Borassus flabellifer atau palmyra) yang dikeringkan dan dipakai
sebagai bahan naskah dan kerajinan. Artikel ini terutama membahas
lontar sebagai bahan naskah manuskrip.
Lontar Sebagai bahan Naskah.
Contoh Lontar yang berisi doa-doa Kristen dari India Selatan
Contoh Lontar dari Nepal
Contoh Lontar dari Bali
Lontara Sulawesi
Piasau untuk menulis Lontara
Lontar sebagai bahan naskah dipakai di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Di Nusantara banyak ditemukan naskah lontar dari Sunda (Jawa Barat),
Jawa, Bali, Madura, Lombok, dan Sulawesi Selatan.
Proses Pembuatan Lontara
Di pulau Bali, daun-daun lontar sebagai alat
tulis masih dibuat sampai sekarang. Pertama-tama daun-daun pohon
siwalan dipetik dari pohon. Pemetikan biasa dilakukan pada bulan
Maret/April atau September/Oktober karena daun-daun pada masa ini
sudah tua. Kemudian daun-daun dipotong secara kasar dan dijemur
menggunakan panas matahari. Proses ini membuat warna daun yang semula
hijau menjadi kekuningan. Lalu daun-daun direndam di dalam air yang
mengalir selama beberapa hari dan kemudian digosok bersih dengan serbet
atau serabut kelapa.
Setelah daun-daun
dijemur kembali, tapi sekarang kadang-kala daun-daun sudah dipotong dan
diikat. Lalu lidinya juga dipotong dan dibuang. Setelah kering
daun-daun lalu direbus dalam sebuah kuali besar dicampur dengan
beberapa ramuan. Tujuannya ialah membersihkan daun-daun dari sisa
kotoran dan melestarikan struktur daun supaya tetap bagus.
Setelah direbus selama kurang lebih 8 jam, daun-daun diangkat dan
dijemur kembali di atas tanah. Lalu pada sore hari daun-daun diambil dan
tanah di bawah dedaunan dibasahi dengan air kemudian daun-daun ditaruh
kembali supaya lembab dan menjadi lurus. Lalu keesokan harinya diambil
dan dibersihkan dengan sebuah lap. Lalu daun-daun ditumpuk dan dipres
pada sebuah alat yang di Bali disebut sebagai pamlagbagan. Alat ini
merupakan penjepit kayu yang berukuran sangat besar. Daun-daun ini
dipres selama kurang lebih enam bulan. Namun setiap dua minggu diangkat
dan dibersihkan.
Setelah itu daun-daun
dipotong lagi sesuai ukuran yang diminta dan diberi tiga lubang: di
ujung kiri, tengah, dan ujung kanan. Jarak dari lubang tengah ke ujung
kiri harus lebih pendek daripada ke ujung kanan. Hal ini dimaksudkan
sebagai penanda pada saat penulisan nanti. Tepi-tepi lontar juga dicat,
biasanya dengan cat warna merah. Lontar sekarang siap ditulisi dan
disebut dengan istilah pepesan dalam bahasa Bali dan sebuah lembar
lontar disebut sebagai lempir.
Proses Penulisan Lontara
Setiap lempir lontar yang akan ditulisi,
biasanya diberi garis dahulu supaya nanti kalau menulis tidak
mencong-mencong. Hal ini dilakukan dengan menggunakan sebuah alat yang
disebut panyipatan. Tali-tali kecil direntangkan pada dua paku bambu.
Lalu dibawahnya ditaruh lempir-lempir lontar. Tali-tali ini lalu diberi
tinta dan ditarik. Rentangan tali yang ditarik tadi lalu mental dan
mencipratkan tinta ke lempiran lontar sehingga terbentuk garis-garis.
Pisau untuk menulisi lontar. Lalu lontar yang sudah siap ditulisi
ditulisi menggunakan pisau tulis yang di Bali disebut pengropak atau
pengutik. Di Jawa Barat dalam bahasa Sunda disebut dengan istilah péso
pangot. Sang penulis sebenarnya mengukir aksara pada lempir-lempir
lontar ini. Setelah selesai ditulis sebuah lempir, biasanya pada kedua
sisi, maka lempir harus dihitamkan. Cara menghitamkan dilakukan dengan
menggunakan kemiri yang dibakar sampai mengeluarkan minyak. Lalu
kemiri-kemiri ini diusapkan pada lempir dan ukiran aksara-aksara tadi
jadi terlihat tajam karena jelaga kemiri. Minyak kemiri sekaligus juga
menghilangkan tinta-tinta garisan. Lalu setiap lempir dibersihkan dengan
lap dan kadangkala diolesi dengan minyak sereh supaya bersih dan tidak
dimakan serangga.
Lalu tumpukan
lempir-lempir ini disatukan dengan sebuah tali melalui lubang tengah dan
diapit dengan sepasang pengapit yang di Bali disebut sebagai takepan.
Namun kadangkala lempir-lempir disimpan dalam sebuah peti kecil yang
disebut dengan nama kropak di Bali (di Jawa kropak artinya adalah naskah
lontar).
LONTARA SULAWESI
Di Sulawesi Selatan lontar dikenal juga dan disebut sebagai lontara. Bentuk lontara agak berbeda dengan lontar dari Jawa dan Bali. Sebab di Sulawesi Selatan lontar disambung-sambung sampai panjang dan digulung sehingga bentuknya mirip dengan sebuah kaset (video ataupun musik).
Konon lontara dari Sulawesi ini sudah sangat langka, di dunia lontara Sulawesi tinggal tiga buah naskah saja.
Tempat penyimpanan koleksi lontara
Beberapa perpustakaan dan instansi umum
lainnya di seluruh dunia menyimpan koleksi lontar dan menyadiakannya
bagi para peneliti untuk dibaca. Di bawah ini diberikan daftar.
Indonesia
* Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta
* Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya (d/h Fakultas Sastra) Universitas Indonesia di Depok
* Museum Sri Baduga, Bandung
* Museum Sonobudoyo Yogyakarta
* Museum Mpu Tantular, Surabaya
* Gedong Kirtya, Singaraja
* Pusat Dokumentasi Budaya Bali, Denpasar
* Museum Negeri NTB, Mataram
Amerika Serikat
* Library of Congress Belanda
* Perpustakaan Universitas Leiden
* Perpustakaan KITLV, Leiden
Britania Raya
* British Library, London
Jerman
* Staatsbibliothek zu Berlin (milik yayasan Stiftung Preußischer Kulturbesitz), Berlin
* Perpustakaan Universitas Heidelberg, Heidelberg Perancis
* Bibliothèque Nationale, Paris
(wikipedia)
0 komentar:
Posting Komentar